Sufyan al Jawi - Numismatik Indonesia
Uni Eropa gagal talangi Irlandia, zona Euro oleng. Kedua Korea saling baku tembak. Pasar global guncang! Sementara itu zona dinar kian semarak.
Ekonomi dunia ibarat kapal Titanic, meskipun lambung kapal sudah pecah dan air laut sudah masuk memenuhi ruang-ruang di lambung kapal, orang-orang tidak menyadarinya, bahkan konyolnya, dalam keadaan kapal Titanic yang kian kritis, orang-orang makin asyik aja berdansa, menikmati alunan musik yang membuai khayalan. Mereka pun tak tahu apa yang sedang terjadi!
Hal ini mirip dengan apa yang sedang terjadi didunia saat ini, khususnya di Indonesia. Pekan lalu - 24 November 2010 - diadakan Seminar Akhir Tahun 2010 di kantor pusat Bank Indonesia. Tadinya penulis ingin ikut menghadiri seminar tersebut, namun sudah bisa saya duga sebelumnya, apa-apa saja yang bakal dibahas di sana. Tentu tidak jauh dengan rencana Redominasi Rupiah yang mulai disosialisasikan di awal Januari 2011 besok.
Inilah ekonomi Titanic ala Indonesia. Untuk mengelabui apa yang sebenarnya sedang terjadi atas krisis global, para bankir mulai mengalihkan perhatian manusia dengan Redominasi Rupiah. Juga pada kian perkasanya rupiah dengan masuknya Hot Money, sehingga devisa kita menggelembung sampai 100 milyar dolar! Padahal ini terjadi bukan karena naiknya volume ekspor negeri kita. Tapi semata-mata hanya karena masuknya uang panas sebagai pelarian modal, milik korporasi-korporasi Eropa, Amerika dan lainnya. Nah, bila dana tersebut sudah layak tarik, biasanya dalam hal aksi ambil untung, tentu Hot Money bisa dengan mudah keluar dari Indonesia. Dan sudah bisa ditebak, krisis moneter jilid II bakal terjadi.
Meski demikian, warga Indonesia tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Umumnya kita begitu asyik dengan pekerjaan dan bisnis kita masing-masing, terkadang tidak mau peduli � bahwa uang kertas rupiah sudah pada fase yang sangat kritis. Antara lain karena pengaruh yang bakal dialami oleh mata uang dunia lainnya, seperti Dollar AS, Euro, Yen, Yuan dan Poundsterling dalam waktu dekat ini, yaitu Hiperinflasi akibat dari Perang Mata Uang dan Permainan Pasar Valas!
Lalu orang-orang akan tersadar dan panik, begitu mereka mengetahui bahwa ekonomi ala Titanic sudah pecah dan kapal mulai tenggelam terbelah dua! Orang-orang berlarian dari sistem uang kertas dan bank, berebut membeli dinar dirham dengan segala yang masih dianggap ada harganya. Namun dari 200 juta orang yang panik tersebut, ada ribuan orang yang begitu tenangnya menaiki sekoci-sekoci yang mampu menyelamatkan kondisi ekonomi mereka, yaitu dinar dirham. Mereka inilah orang-orang yang dikeluarkan Allah SWT dari dampak riba yang menyebabkan Bencana Runtuhnya Ekonomi Global. Itulah sekoci Muamalah ala Amal Madinah abad I Hijriah yang kini semakin hidup dan semarak lagi. Selamat Tenggelam Ekonomi ala Titanic, dengan lambung-lambung yang bocor: Dollar, Euro, Yen, Yuan dan Poundsterling. Selamat datang di Zona Dinar Dirham, Zona Muamalah yang diselamatkan Allah SWT, yang telah diawali di Kampung Nelayan CIlncing [SF]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar