Setelah bulan Maret lalu, bedah buku Tidak Syar’inya Bank Syariah di Indonesia bersama Bpk. Zaim Saidi dari Wakala Induk Nusantara (WIN) yang banyak mengupas tentang dinar dirham, pembahasan tentang dinar dirham kembali dilakukan di Baraya TV- salah satu tv swasta di Serang Banten, pada hari Rabu, 8 Juni 2011. Kerja sama antara Jakarta International Muslim Society (JIMS ) Foundation dengan harian Radar Banten menghadirkan ulama dari Trinidad Amerika Utara, Syekh Imran Nazar Husen dan dari Wakala Mulia Madani, M. Haris Suryana. Dialog ini mengambil tema Gold Dinar and Silver Dirham, The Future of Money. Sebagai Translater Luqmanul Hakim Landy Al-Ustrali dan Moderator Bapak Uung Shobari.
Acara dialog tentang dinar dirham ini sekaligus dilakukan rekaman gambar yang akan disiarkan secara tunda dalam tayangan acara Dialog Khusus di Baraya TV Selasa malam minggu depan. Keseluruhan dialog berlangsung selama 2 jam, 1 jam dipersiapkan untuk ‘on air’, dan 1 jam ‘off air’. Kehadiran ulama dari Amerika ini tentu menjadi unik di mata pengunjung yang hadir dalam acara tersebut, mengingat tokoh ulama internasional selalu diidentikan dengan kawasan Arab atau Afrika. Dan seperti biasanya, pembahasan tentang dinar dirham inipun berlangsung seru dan menarik.
Dalam paparannya, Syekh Imran mengatakan bahwa mata uang yang dikenal dalam Al-Qur’an dan As-sunnah adalah Dinar dan Dirham. Beliau menegaskan,bahwa uang kertas yang digunakan sekarang ini adalah haram. Penerapan dinar dirham ditempuh secara bertahap. Pertama, edukasi tentang dinar dirham. Kedua, pencetakan dinar dirham, Ketiga, membuat 'mikro market' dan diduplikasikan secara terus menerus, dan yang keempat stop penggunaan uang kertas. Sementara M. Haris Suryana dari Wakala Mulia Madani ( WM2) membahas penerapan dinar dirham dari sisi praktisnya dalam muamalat sehari-hari. WM2 melakukan tahapan-tahapan dengan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang dinar dirham, mendistribusikan dinar dirham yang dicetak oleh Wakala Induk Nusantara dibawah otoritas World Islamic Mint, mengadakan Festival Hari Pasaran ( bazar yang menggunakan dinar dirham sebagai alat tukar ) yang dikoordinasi oleh JAWARA (Jaringan Wirausahawan Pengguna Dinar Dirham Nusantara) Serang. FHP terdekat akan diadakan pada tanggal 7-8 Juli 2011 di Kampus Untirta. Di kawasan sekitar Untirta, sedang disiapkan Kampung Jawara, yakni sebuah wilayah yang para pedagangnya bisa menerima dinar dirham secara permanen.
Setelah acara selesai, syekh sempat ngobrol dengan pengunjung dan berfoto bersama , dan beliau memberikan pesan, ”jangan berhenti mencetak dinar dirham!, bangun ‘mikro market’, dan duplikasikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar